Field Trip ke Kelompok Pengolah Lele Asap di Kabupaten Pasaman Barat
>> Selasa, 04 Agustus 2009
Peserta studi banding sebanyak 16 orang terdiri dari wakil Pusbangluh (1 orang), petugas teknis Dinas Kelautan dan Perikanan (2 orang), PPL (2 oarng), PPTK (1 orang), Pelaku Utama (pembudidaya ikan 1 orang dan wanita pengolah 4 orang), serta Staf SUPM Pariaman (5 orang).
Study banding dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2009. Peserta berangkat dari Lubuk Pandan pada pukul 07.30 langsung menuju ke Kelompok Famili di Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman barat, jenis usaha kelompok ini adalah pengolahan ikan Lele asap dan diketuai oleh Zarpendi.
Kegiatan pengolahan ikan Lele Asap oleh kelompok Famili sudah berlangsung 2 tahun. Kelompok Famili berdiri tahun 2005. Awal berdirinya kelompok diawali dengan secara iseng dibuat kolam budidaya lele ukuran 2 – 3 m2, karena budidaya lele ini mudah dan hasilnya bagus maka menjadi berkembang dan diikuti oleh masyarakat sekitar, sehingga pada bulan Agustus 2005 dibentuk kelompok Famili dengan beranggotakan 14 orang yang semuanya anggota keluarga sehingga dinamai Kelompok Famili artinya kelompok keluarga. Adapun usahanya diarahkan pada pengolahan ikan lele asap di bawah binaan dan bimbingan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sumatera Barat dan Dinas Koperindag Kabupaten Pasaman Barat.
Kelompok Famili ini tiap hari mengolah 150 kg ikan Lele dengan hasil 50 Kg ikan Lele asap (perbandingan 3 kg basah menghasilkan 1 kg kering), ukuran Lele yang diasap antara 10 – 20 ekor/Kg, untuk Lele ukuran 6 – 8 ekor/Kg menghasilkan Lele asap dengan perbandingan 4 Kg Lele basah menghasilkan 1 Kg Lele asap. Proses pengasapan : ikan dibelah dua dari ekor sampai kepala, dicuci sekali, langsung diasap pada lemari pengasapan (tanpa dilakukan perendaman dengan garam), disusun pada para-para lemari asap dan pengasapan berlangsung 7 – 8 jam, hasil pengasapan ini bisa tahan sampai 1 bulan dengan pasar di sekitar Pasaman Barat dan dijual dengan harga Rp. 70.000/Kg.
Kelompok ini menjadi besar tidak terlepas dari kendala, salah satunya pada bulan Oktober 2007 terjadi banjir dan kelompok ini mengalami kerugian karena kolam Lele peliharaan kelompok ini terendam banjir dan ikannya lepas sehingga mengalami kerugian 80 juta. Namun dengan adanya bantuan Pemda Kabupaten Pasaman Barat kelompok ini bangkit kembali dan akhirnya menjadi maju seperti sekarang, bahkan saat ini Ketua kelompok sering mendapat undangan untuk menjadi nara sumber pada pelatihan-pelatihan kewirausahaan kelompok-kelompok pelaku utama baik di Pasaman Barat maupun di daerah lain.
Dari Kelompok Family rombongan menuju ke Kinali yaitu kelompok pengolahan Lele asap secara tradisional milik Pak Nazar. Perbedaan yang mencolok pada proses pengolahan secara tradisional dibandingkan pengolahan Lele asap semi intensif adalah : pengasapan menggunakan tungku yang terbuat dari tembok dengan ukuran 3 X 1,5 x 1,25 m, di bagian atasnya dibuat para-para dari bambu sebagai tempat meletakkan ikan Lele yang akan diasap. Perbedaan lainnya ikan Lele di belah 3 dari kepala sampai ekor dan setelah dicuci ikan Lele dicelupkan ke zat pewarna merah agar ikannya terlihat berwarna menarik (kemerah-merahan), dan proses pengasapan lebih lama dibandingkan dengan cara semi intensif di kelompok Famili Kecamatan Sasak yaitu 24 jam.
Proses pengolahan Lele asap secara tradisional: ikan Lele dibelah tiga, dicuci sekali, dicelupkan ke zat pewarna merah, disusun di atas para-para bambu pada tungku pengasapan, diasap selama 24 jam. Setiap hari kelompok ini mengasap 100 Kg ikan Lele dengan hasil 1: 4 dan hasilnya dipasarkan ke Pasaman Barat dan Lubuk Basung dengan harga Rp. 90.000/Kg.
Kelompok terakhir yang dikunjungi adalah kelompok pengolahan Lele asap Usaha Teminal Lele milik Bapak Chai di Air Putih Jorong IV Koto Kinali. Kelompok ini tidak melakukan pengasapan setiap hari namun secara insidentil sesuai dengan pesanan dan stok yang ada, artinya jika stok sudah berkurang maka dilaksanakan pengasapoan. Proses pengasapan yang dilakukan sama dengan Kelompok Pak Nazar, namun penggunaan zat pewarna pada kelompok ini tidak mutlak, kadang diberi zat pewarna kadang tidak.
Menurut Kelompok Usaha Terminal Lele pada dasarnya ada perbedaan yang jelas antara ikan Lele asap dengan ikan Lele salai. Ikan Lele asap adalah ikan Lele yang di asap pada lemari asap selama 7 – 8 jam dan pada umumnya ikan Lelenya dibelah dua, sedangkan ikan Lele salai adalah ikan Lele yang diasap pada tungku asap selama 24 jam dan umumnya ikannya dibelah 3.
Demikianlah oleh-oleh kegiatan Prasasti Mina Kabupaten Padang Pariaman pada Field Trip ke kelompok Pengolah Lele Asap di Kabupaten Pasaman Barat.
Sumber: Albanjari
0 comments:
Posting Komentar